Listrik
merupakan kebutuhan primer untuk kehidupan manusia. Banyak aktivitas yang kita
lakukan membutuhkan listrik. Di dalam
ruangan kita membutuhkan lampu, agar menyala kita membutuhkan listrik.
Mencharge gadget, menyalakan TV, menggosok pakaian, mencuci dengan mesin cuci,
dan sebagainya.
Tingginya
kebutuhan listrik membuat kitapun rela membayar mahal supaya tetap dapat
menggunakan listrik. Untungnya, kita mendapat subsidi listrik dari pemerintah. Namun sayangnya, mulai tahun depan pemerintah berencana mencabut subsidi listrik
pelanggan rumah tangga 450-900 VA bagi mereka yang mampu. Total pengguna daya
450-900 VA ada 48 juta rumah tangga. Ada sekitar 23 juta pelanggannya yang dianggap tidak layak menikmati
subsidi listrik, kemudian mulai 1 Januari 2016 tidak lagi diberi subsidi
listrik. Tujuan dari penyisiran
pencabutan listrik bersubsidi ini ialah agar dapat memastikan jumalah pelanggan
yang menerima subsidi, merupakan warga yang memang kurang mampu. Namun,
Preside Jokowi mengingatkan dalam penyisiran tersebut, PLN diharapkan
memperhatikan pelanggan yang merupakan usaha kecil menengah (UKM). Menurutnya,
kelompok ini masih memerlukan subsidi listrik.
Pencabutan listrik ini merupakan upaya agar
pemberian listrik tepat sasaran. Diberikan untuk orang yang kurang mampu. Tidak
seperti sekarang ini, banyak warga yang mampu memakai listrik bersubsidi. Apabila
nanti listrik bersubsidinya dicabut, maka warga tersebut mengubah daya
listriknya ke 1.300 VA yang tak lagi subsidi, artinya akan ada kenaikan tarif.
Saya setuju dengan adanya pencabutan subsidi ini
karena pencabutan listrik subsidi ini dapat mengurangi anggaran Negara. Bagi
yang subisidi listriknya dicabut, maka orang tersebut mengubah dayanya menjadi
lebih tinggi yang jadinya akan naik tarif listriknya. Dengan adanya kenaikan tariff
tersebut, orang itu akan lebih berhemat dalam menggunakan listrik.
Penyisiran listrik bersubsidi tersebut harus
dilaksanakan dengan baik dan diteliti dengan benar agar warga yang kurang mampu
tidak dicabut listrik bersubsidinya. Jangan sampai salah sasaran, seperti bidik
misi, masih saya temukan warga yang mampu mendapatkan bidik misi. Ada lagi
yaitu pembagian kupon BLT yang dibagikan kepada warga yang mampu.